1
KETHEK NGUJANG SEKARANG
(sak
sirku)
“Kethek
an” masyarakat menyebut pekuburan
Ngujang yang dihuni para kera. Pekuburan ini cukup terkenal di wilayah
Tulungagung. Siapapun yang memasuki kabupaten Tulungagung melalui jalan dari
arah Kediri pasti tahu.
Tempat
kethek Ngujang tepatnya di desa Ngujang kecamatan Kedungwaru. Bila memasuki
kabupaten Tulungagung dari arah Kediri berada di sebelah barat jalan, selatan
petigaan dan jembatan Ngujang. Tempat itu merupakan pekuburan yang ditumbuhi
pohon rindang. Bagian utara dan selatan terdapat beberapa warung makanan yang
terbuat dari gubuk bambu.
Bila
liburan tempat ini banyak yang mengjungi. Sengaja datang untuk melihat kera
yang berkeliaran bebas, sekedar melepas lelah menempuh perjalanan jauh,
penasaran atau bila malam jum’at konon ada yang mempunyai kepercayaan mencari
pesugihan atau penglaris ( biar laris/ lancar dalam usaha).
Di
pekuburan yang tumbuhi pepohonan rindang ini kera-kera hidup berkeliaran. Para pengunjung bisa
memberi makanan sesukanya. Menurut kepercayaan jumlah kera-kera ini tetap
walaupun ada yang beranak. Suatu waktu kera-kera ini tidak terlihat di cari di
daerah pekuburan tak satupun yang kelihatan karena itulah kera-kera ini
dipercaya sebagai jilmaan dari makluk halus yang bias member penglaris. Bila
ada kera yang berkeliaran di bagian utara suangai masyarakat boleh menbantainya
untuk di santap.
Jaman
sudah banyak berubah. Pepohonan yang dulu rimbun teduh sekarang mulai mati.
Disana sini ditanami pohon baru tapi belum serindang dulu. Banyaknya tempat
hiburan di kota mempengaruhi jumplah pengunjung. Artinya yang memberi makanan
kera-kera inipun berkurang. Kera-kera ini sekarang banyak yang berada di
jembatan menanti mobil lewat yang kadang-kadang melempar makanan. Biasanya
pedagang buah sengaja membawa dangannya yang rusak untuk dilembarkan pada kera.
Para
pengunjung luar kota sekarang juga enggan untuk melepas lelah di pekuburan
itu.Pohon mulai banyak yang mati tidak rindang lagi, jumlah kera makin sedikit.
Kepercaan terhadap pesugihan pun mulai menurun tapi masih ada bau kemenyan dan
tebaran bunga.
***O O***
wisata sederhana yg
^ perlu dilestarikan.
*wid*23122012
2
REOG KENDANG TULUNGAGUNG
(Tahuku)
Reog kendang Tulungagung semakin tidak di kenal dilkalangan
masyarakat umum. Di beberapa daerah kelompok- kelompok kesenian reog kendang
ini banyak yanng punah. Seiring punahnya kelompok kesenian ini semakin tidak
dikenal lagi reog kendang.
Kemudian para aktifis kesenian Reog dan jaranan
bersatu untuk melestarikan kesenian Reog Kendang Tulungagung dengan mendirikkan Komunitas Reyog Kendang Batara Agung
Saguru sebagai wadah seniman tari Reyog dan Jaranan
se-Kabupaten Tulungagung. “Saat ini terdapat
sekitar 300 kelompok kesenian Reog Kendang di Tulungagung.
Karena kesenian yang telah hidup di Tulungagung
selama puluhan tahun tersebut kerap menjadi sengketa antar kelompok kesenian.,
maka Reyog Kendang Batara
Agung Saguru
mengajukan
Hak Cipta Reog Kendang itu sendiri yang
merupakan hasil perjuangan wadah tari tradisional sayuk guyub rukun atau
Paguyuban Batara Agung Saguru Tulungagung. Karena itu pemerintah daerah juga
berterima kasih kepada para seniman Reog Kendang yang telah memperjuangkan hak
intelektual ini.
Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Pemerintah Kabupaten Tulungagung Ahmad
Pitoyo mengatakan penerbitan SK HAKI ini diterima Wakil Bupati Tulungagung
Mohammad Atiah . Dalam SK tersebut tertulis bahwa Reog Kendang tercatat dalam
nomor registrasi C00200903657 atas nama Hak Cipta Bupati Tulungagung. “Ini berarti
kesenian tersebut mutlak milik Tulungagung,” kata Pitoyo kepada Tempo, Senin
(22/3).
Usaha nyata pemerintah dalam
melestarikan reog kendang Tulungagung salah satunya mengadakan lomba
setiap tahun. Para peserta diwajibkan dari
siawa tingkat SD, SMP, SMA. Hasilnya sangat memuaskan. Muncul penari-
penari reog yang luar biasa bagus, bahkan
dalam perkembangannya reog juga di kolaborasi dengan drum band.
Pada lomba Reog Kendang Tulungagung yang perlu diperhatikan adalah ke
aslian gerak. Artinya gerak yang sudah
melalui buku yang berjudul’’REYOG
TULUNGAGUNG’’ dalam rangka pendokumentasian, pendriskripsian dan pembuatan
pedoman tari khas Tulungagung.Buku ini diterbitkan 5 Maret 1996 yang disusun
oleh Drs. Mugianto, So’iran, Sri Wahyuni,BA, W.Adi Suwignyo, Tasik sunarto dan
gambar panduan oleh Drs. Nurhadi.
- KEUNIKAN REOG KENDANG TULUNGAGUNG.
Reog kendang Tulungagung mempunyai
keunikan bahwa penarinya yang berjumlah 6, 12, atau 18 orang sesuai jumla kendang yaitu dalam satu set
(unit) ada 6 kendang atau yang sebut
gembluk/ gemblug/dhodhog. Ke 6 gembluk/gembung/dhodhog mempunyai
ukuran dan cara memukul yanng berbeda. Sementara semua penari melakukan
gerak kaki yang sama. Lagu yang digunakan untuk mengiringi kadang lagu
perjuangan. Atau lagu yang populer saat reog itu ditampilkan.
- DHODHOG
Dhodhok/gembluk/ gembluk dalah alat
musik pukul semacam kendang denga ukuran
lebih panjang dan lebih kecil.
2.1
Jenis dhdodhog
a.
Dhodhog Kerep : 1 buah
b.
Dhodhog Arang : 1 buah
c.
Dhodhog Imbal 1 ;1 buah
d.
Dhodhog Imbal 2 : 1 buah
e.
Dhodhog keplak : 1 buah
f.
Dhodhog Trinthing : 1 buah
Dengan jumlah pemain masing 1 orang.
2.2Ukuran dhodhog
a.
Dhodhog Kerep
Panjang 50 cm dengan diameter 20 cm. Bagian tajukan kedalaman 10 cm, tebal
bibir paling tipis 10 cm. Dibawah tajukan menipis dgn ukkuran 1 cm.Diameter
pinggang paling kecil 14 cm dak diameter luar paling bawah 17 cm dengan
ketebalan 2 cm.
b.
Dhodhog Arang
Panjang 50 cm dengan diameter 19 cm. Bagian tajukan kedalaman 10 cm, tebal
bibir paling tipis 10 cm. Dibawah tajukan menipis dgn ukkuran 1 cm.Diameter
pinggang paling kecil 14 cm dak diameter luar paling bawah 17 cm dengan
ketebalan 2 cm.
c.
Dhodhog Imbal 1
Panjang 50 cm dengan diameter 18 cm.
Bagian tajukan kedalaman 2 cm, tebal bibir paling tipis 10 cm. Dibawah tajukan
menipis dgn ukkuran 1 cm.Diameter pinggang paling kecil 14 cm dak diameter luar
paling bawah 17 cm dengan ketebalan 2 cm.
d.
Dhodhog Imbal 2
Sama dengan imbal 1 yaitu Panjang 50
cm dengan diameter 18 cm. Bagian tajukan kedalaman 10 cm, tebal bibir paling
tipis 10 cm. Dibawah tajukan menipis dgn ukkuran 1 cm.Diameter pinggang paling
kecil 14 cm dak diameter luar paling bawah 17 cm dengan ketebalan 2 cm.
e.
Dhodhog keplak
Panjang 50 cm dengan diameter 18 cm.
Tdak menggunakan tajuk, tebal bibir rata-rata 2 cm.Diameter pinggang paling
kecil 14 cm dak diameter luar paling bawah 17 cm dengan ketebalan 2 cm.
f.
Dhodhog Trinthing
Sama dengan keplak panjang 50 cm dengan diameter 18 cm. Tdak menggunakan
tajuk, tebal bibir rata-rata 2 cm.Diameter pinggang paling kecil 14 cm dak
diameter luar paling bawah 17 cm dengan ketebalan 2 cm.
Apabila
bagi anak –anak yang belum mampu mengguakan dhodhog sesuai ukuran di atas bisa
memperkecil ukura dengan tidak mengubah
laras.
- INSTRUMEN LAIN YANG MENGIRINGI REOG KENDANG
3.1Kenong
Menggunakam 5 sledro
dengan jumlah 1.
3.2 Gong
Menggunakan 5 slendro denngan jumlah
1.
3.3 Terompet/ slompret/ sompret.
Terompet bisa memainkan
sbuah lagu secara intrumentalia atau bergantian dengan gerongan.
- CARA MEMAINKAN DHODHOG
Nada pukulan dhdodhog,
gong, kenong.
4/4 sedang ATER-ATER
KENDANG KEREP
OTK TK TK . . . . . . . . .
NG N NG N NG
Dhodhog arang B O BB O B O BB O B
Imbal 1 OB B OB B OB B OB B 0B
Imbal 2 O OB B 0B B OB B OB B
Keplak OP OP OP OP OP OP OP OP OP
Trinthing OT TT OT TT OT TT OT TT OT
4/4 lambat
* * * * * * *
N NG
Dhodhog arang O O O B O O O B
Imbal 1 B B O B B B O O
Imbal 2 O O B B O O B B
Keplak P O P O P O P O
Trinthing TT TT T T TT TT T T
4/4
sedang IRAMA
DRUM BAND
Semua dhdodhog
Dipukul bersamaan N NG N NG
* * * * * * * *
BB B BB B BB BB BB B
- GERAKAN TARI REOG
Tari reog 1 set /
unit terdii dari 6 penari sesuai dengan jumlah dhodhog dalam satu set. Bila
ingin menampilkan secra masal mak akan menggunakan kelipatan dari satu set
tersebut. Ke- 6 penari akan memukkul sambil menari. Gerakkan dasar kari adlah
gerak berjalan sedangkan pukkulan masing-masing penari tidaklah sama. Untuk itu
gerakkan yang dilakukan oleh penari tidaklah banyak hanya berkisar gerak kaki
dan gerak kepala disertai dengan pola lantai yang berubah ubah.Gerakan ini
sangat sederhana dan kelihatan mudah tetapi karena gerak tangsn dsn kaki idak
sama harus dilatih secara intensik untuk mendapat reflek yang sempurna.
5.1 NAMA GERAK TARI DAN DISKRIPSINYA
1.
Gerak Baris: gerakan lurus seperti layaknya orang berbaris
dengan dhodhog kerep berada di depan, kaki menegikuti gerak dhodhog biasanya
menggunakan irama drimband . gunanya untuk keluar dan masuk ppanggung.
2.
Gerak
Sundangan: Gerakkan bahu dang
kepala badan agak membungkuk, kaki tanjak kanaan bila yang depan kaki kanan.
Gerakkan iini menyerupai banteng yang sedang menyruduk/ nyundang.
3.
Gerak Andul: mengayun kaki
yang diangkat setinggi paha. Ayunan dilakukan ke depan ke belakang. Ada kalanya
kaki yang menjadi tumpuan mengikuti dengan gerak loncat ( gedrik).
4.
Gerakan
Menthokan: Gerakan posisi badan membungkuk telapak kaki napak
datar, kedua lutut menempel mendak berjalan ke kepan sehingga pinggul megal
menggol seperti mentho berjalan.
5.
Gerak Gedjoh
Bumi: Posisi badan agak membungkuk, kaki kanan menapak datar kaki kiri di
belakang diangkat tuminya (gejuk) atau di gejoh-gejohkan ke tanah sampai kaki
kanan lurus.
6.
Gerak Ngongak
Sumur: Gerak kaki kanan ke depan ke belakang pada saat kaki kanan ke depan kepala
menunduk ke bawah seperti orang melihat ke dalam sumur), dan waktu kaki kakan
di belakang pandangan ke atas.
7.
Gerak Midak
Kecik: jalanmunduk dengan ujung kaki
menapak lebih dahulu kemudian baru tumit.
8.
Gerak
Lillingan: gerakkan berpasangan yang saling berhadapan antara dua
penari. Mereka berpandangan dengan jarak yang sangat dekat . biasanya dilakukan
dengan kaki tanjak berhenti dan kepala lenggut-lenggut bisa di lakukan dengan
berjalan saling berputar.
9.
Ggerak
Kejang: berjalan dengan tumit diangkat. Posisibadan mulai dari kepala sampai kaki
kaku lurus sehingga gerak jalan dilakukan terpatah-patah seperti robot.
10.
Gerak Bari: kenbali ke
gerak saat masuk panggung yaitu gerakan lurus seperti layaknya orang berbaris
dengan dhodhog kerep berada di depan, kaki menegikuti gerak dhodhog biasanya
menggunakan irama drimband . gunanya untuk keluar dan masuk ppanggung
5.2 LAMA GERAKAN
REOG DI LAKUKAN
Demikian kurang llebih penjelasan dasar gerak tari reog
yang ditulis dala buku berjudul’’REYOG TULUNGAGUNG’’
dalam rangka pendokumentasian, pendriskripsian dan pembuatan pedoman tari khas
Tulungagung. Sedangkan jumlah gerakan dihitung
dengan banyaknya gong dengan
aba-aba dhdhog arang.
- KOSTUM
6.1 KOSTUM BAGIAN KEPALA
1.
Udheng
2.
Guling/ iker
3.
Sumping
4.
Kaca mata
6.2 KOSTUM BAGIAN BADAN.
1. Baju
2. Clono/
kathok
3. Kain
panjang/ jarit
4. Stagen
5. Sabuk
timang
6. Kace
7. Ter
8. Srempang
9. Boro-boro
10. Sampur
11. Keris
6.3 KOSTUM BAGIAN LENGAN
1.
Deker
6.4 KOSTUM BAGIAN KAKI
1.
Kaos kaki
2.
Gongseng/ klinthing.
(sebenarnyaini yg
kumaubknterpurukhatidrAS4Nop2012)
3
PANTAI PELANG PANGGUL TRENGGALEK
( yang kurasa)
Indahnya
pantai pelang. Keindahan pantai Pelang saya dapat dari teman yang pernah
mendatangi tempat itu. Berikutnya teman Fb menginformasikan bahwa pantai Pelang
tahun 2012 mendapat perikat satu sebagai pantai budaya seJawa Timur. Semakin
besarlah keinginanku untuk menikmatinya.
Libur semester 2012 tepatnya tanggal 26 Desember. Berangkat
ingin membuktikan keindahan patai
Pelang. Memang sudah agak siang, jam
11.00 Wib. Dari tempat kami tinggal di kabupaten Blitar menuju pantai Pelang,
sebelum masuk kota Trenggalek belok kanan di daerah Kelutan dilajutkan melewati
Karangan.
Setelah Karangan mulailah jalur ke
kecamatan Suruh, jalur mulai khusus menuju ke pegunungan. Jalan yang mulai menanjak dan
berbelok,disertai banyak jalan yang ambles . Bila melewati jalan ini kita sudah
mulai bisa menikmati indahnya panorama di sisi kanan-kiri jalan. Bukit-bukit
yang hijau. Beberapa kendaraan yang membawa hasil ladang membuat perasaan
terhanyut damainya hidup di penggunungan. Sudah
lewat jam 12.00 seakan tak habis kelokan jalan di kecamatan Suruh.
Masuk kecamatan Dongko. Berikutnya
jalan mulai terjal. Bagai Indonesia tahun 1980-an (makadam). Tanjakan mulai
ektrim. Jalan rusak berat berlubang dalam. Beberapa titik ada usaha perbaikan
jalan dengan menutup lubang-lubang dengan tatanan batu sekepal, hanya agar rata
saja. Jalan yang rusak total kurang lebih 10 km bisa ditempuh dengan 30 menit
perjalan karena hujan deras tanpa pagar pembatas sebagai pengaman. Khusus
kecamatan Panggul memang mempunyai curah hujan yang lebih tinggi disbanding
dari daerah lain. Sepanjang jalan kita bisa menikmati indahnya kota Trenggalek dari atas bukit
karena posisi sudah cukup tinggi.
Udara dingin mulai menghatar saya memasuki
jalan yang lebar dan halus. Sangat nyaman dilewati. Nyaman.Seperti jalan di Ibu
kota Propinsi. Jalan lebar yang sepi, tidak seperti jalan tadi. Mulai memasuki kecamatan Panggul. Dari atas bukit terlihar beberapa tower dan
segerombol bangunan. Ya, ibu kota kecamatan Panggul terlihat di bawah sana.
Lega rasa hati setelah 4 jam perjalanan dan bertanya sekitar sepuluh kali
karena minimnya rambu-rambu.
Sebelum memasuki kota kita belok kiri mengikuti jalan arah
Pacitan. Daerah dataran yang di kelilingi gunung hijau. Kanan kiri persawan dan
beberapa pengrajin batu bata yang khas. Jalan sempit menuju objek dihiasi tebing
batu putih tinggi tegak lurus. Di bawahnya masyakat berladang di tanah subur.
Terlihat beberapa gubuk bambu yang ditinggali. Sangat sederhana.
Memasuki areal parkir. Hanya beberapa
mobil terparkir di tanah lapang yang luas ditumbuhi pohon kelapa. Memang pantai
Pelang belunlah terkenal dan dipromosikan oleh pemerintah. Dari sini besarnya
ombak pantai kelihatan dahsyat. Bibir pantai yang terhalang oleh sungai dan
daratan menambah indahnya pantai. Di sebelah barat berjajar bangunan penjual
makan dan mushola.
Marilah kita berjalan menuju
ke barat mengikuti jembatan kecil sederhana yang telah dibuat dibawah
tebing. Ternyata dibalik tebing terdapat tanah lapang yang ditumbuhi rumput
hijau. Areal air terjun. Di sini ada beberapa tenda bambu yang menjual makanan
khas desa rujak, minuman kopi,teh dan jajanan kemasan. Sebuah bangunan mushola
dan toilet tempat ganti pengunjung setelah
mandi di air terjun telah dibangun..
Air terjun. Tidak terlalu tinggi dan
menyebar. Karena air terjun tidak
terlalu tinggi kita bisa mandi dibawah jatuhnya air. Di bagian bawah batu-batu
kapur berwarna putih dengan bentuk
nerundak menambah indahnya wisata ini. Kita bisa bermain tanpa tegelam walau
anak kecil. Di aliran air terjun
ditumbuhi rindangnya pohon jambu air, Bila anda menginginkan bagian yang dalam untuk terjun ada di tengah. Sungguh
menakjupkan. Sambil duduk di pinggir aliran air terjun hilanglah rasa penat
perjalan jauh tadi.
20 meter
dari air terjun kita temui pantai. Untuk
menuju ke bibir pantai harus menyeberangi sungai kecil dari aliran air terjun.
Tidak terlalu dalam, dalam keadaan patai surut hanya setinggi lutut orang dewasa. Bila air pasang
bisa setinggi dada.
Pemandangan
yang luar biasa indah. Pantai dengan hilir sungai kecil dibawah sebuah pulau.
Pulau kecil yang bagian bawah tergerus ombak selalu meneteskan air bagai
gerimis. Di sebelah timir pulau
terdapapt hamparan pasir yang selalu diterpa ombak besar.Membahayakan untuk
bermain. Nun jauh timur lagi tebing tinggi ditumbuhi pohon-pohon liar.
Menggelegar dikala ombak menghantam.
***Keindahan yang luar biasa bisa
menyadarkan betapa besarnya kuasa Allah dan betapa kecilnya kita. Wajiib
bersyukurlah kita bias menikmati
cipntaanNya.***wid26122012***
4
Sesaben pepanggihan
Sajroning pukasaneng
pepangihan
Panyawang kang tumus ana lati
Ora…
ora bakal ana kang lara
Anamung pawedaran rasa
Laku kan tansah ka iring esem
jejek lampah mesti kapercayan
rasa bonggone pribadi kang
kawedar
kadang pancen kroso kaluwih
amugo pancen ana
duwe lan rasa
panyawang saking njobo
ora semono anggepe
piro-piro paningal
piro-piro roso
piro-piro suara
sedoyo anggep panggon kang
bener
masio kadang ora kasengsem
ojo cidro roso
ana kekurangane
jiwo
manungso…manungso
kabeh podo
lepat lan lepat ingkah ana
njero jiwo
sedoyo kedah di tompo
kanthi roso legowo
alamun kowe biso
ananging tumindaka iro
kudu iso njiret
sakabehing angkoro
amirsani sopo siro
sopo sisih iro
sedoyo kang bakal urip ana
bunderane urip
kareben ora ngladrang nandang
lepat
ora mberet ati kang kahormat
kuciwone ati kang kadung dadi
mala
ora semono
kudu gawa esem saben
pepanggihan
esem legi
sak temene
kerote untuk kang nahan murko
polah sak polah kudu kapikir
ojo nganti dadekne lara sak
klorone
kudu iso njogo
garis abang kang nate ana
ka owah dadi garise esem
sakluarga
pph
16022013sakingpengeling012013
Wedare Roso
Impen wengi kang nandani
Lelampahan kang bakal kedadean
Percoyo lan ora
Kudu was podo
Nata ati nata laku
Ananging ora mung semono
Nora krasa kapan tumurune
Nalikane lena saka tanda
Tekani wengi kang nora tak
karepake
Percoyo sakabehing kapercayan
Lampah sae ingkang dipun
tumindak aken
Saben sore
Pangundange Gusti genep
kalampahi
Dibarengi carita carita manis
Koyo ora ono kang abot
Tanpa sorot lampu wengi iku
Wungune angen2
Kang ngawali carita ala
Percoyo kudu percoyo
Masio among tanda-tanda
Awan kang tansah peteng
Wengi kang kudu dadi awan
Nora ono bedane
Ati gawa awak gubrambyang
Ora ono roso
Amung banyune mata
Mili tanpa ampet –ampet
Tindak lan tumindak
Ora ono
Iki masalah roso
Kuciwa
Bingung
Seseke dada ora tan kiro
5
LAMPAH KANG
LEPAT
Pepadange
cahyo lintang
Saben wayah kang kaucap
Among guyu lan gumuyu
Carita carita sifat lan
kesenengan
Oleh medarake rasa kang tan
rena
Katanpa kanthi astha kaleh
Pepelinge margi
Kagem anglampahi gesang
Ayem tentrem
Kasar aluse tembung kang
kaucap
Kanthi lambaran raous hormat
kinormat
Aku kang nate ketemu
Ana sesambungan kang sambung
sinambung
Naging sopo iso
Ngowahi panurune Gusti
Rasa kang iklas kawedar gumuyu
Ka tompo bebase roso
Kok dadeake paugeran
Yen aku sing lepat
Gawe carita sebab musabab
Dangune carita kang ka lampahi
Pudare tembung lan tumindak
Aku among ngadek ana kalepatan
Sedoyo kalepatan.
6
Membangun Mental di
Dumay
(Timbang Domblong)
Kehidupan dumay. Masing-masing
orang mempunyai pandangan yang berbeda.
Sebagian orang memandang dumay adalah
dunia lain yang tidak ada hubungannya sama sekali. Pandangan ini biasanya orang akan menyamarkan
dirinya atau membentuk karakter baru. Kata-kata yang diucapkan angan-angan , berandai-andai, keinginan hati
yang bebas diungkapkan tanpa memandang norma. Dumay hanya media hiburan.
Membentuk
karakter baru didumay. Luasnya dumay
orang akan bisa membuat indentitas diri sesuai keingginan. Memakai nama, alamat, hobby, pekerjaan bahkan foto palsu yang semua itu bisa dibuat sesuai keinginan.
Anggapan , orang tidak akan bisa tahu
siapa kita sebenarnya.
Tulisan
yang disajikan lebih bebas sesuai kata hati, bahkan kadang tidak mau tahu apakah
kata-kata itu pantas ditulis atau tidak.
Menyingggung perasaan orang lain atau tidak. Merasa dumay adalah miliknya. Kesempatan bagi orang yang didunia nyata
tidak mampu mampu untuk berbuat disinilah wadah untuk pengungkapkan
angan-angan. Ingin jadi orang terkenal, kaya,lebay tinggal kemampuan masing-masing orang mengekpresikan keinginan.
Lebih
parah lagi, bila Dumay mengabaikan norma susila maupun social yang ada. Banyak
yang memaparkan kata seronok,
menyindir/mencaci orang lain, bermesraan dengan pasangan lain, bahkan memasang
foto seronok.
Perlu
di perhatikan seberapa besar seseorang
mampu membentuk karakter baru bagi dirinya sendiri?.........yang berarti membohongi diri dari dunia nyata. Tidak banyak. Dari sekian
kebohongan masih ada terselib kejujuran.
Dumay
bagian kehidupan nyata yang saling terkait. Memandang dumay bagian dari
fasilitas yang bisa dinikmati dari kemajuan teknologi. Dumay bisa membantu
seseorang untuk mencapai keinginan. Dumay bisa dijadikan sarana untuk
mendapatkan uang (pekerjaan), hiburan, reuni, mendapatkan informasi dll.
Berfikir
logis menggunakan dasar agama norma susila dan social.
7
RENUNGAN
DI USIAKU
Di usiaku
yang sudah tak muda lagi. Serasa ada perubahan pandangan. Kini aku hanya ingin
semua baik, tenang, jalani hidup dengan tanpa suatu rasa mengganjal di hati.
Saling berkorban antar anggota keluarga.
Kini aku
sudah punya pekerjaan tetap. Sebagai PN bukan suatu pekerjaan yang diburu
waktu. Secara ekonomi cukuplah untuk gaya hidup sederhana. Menata keuangan
sesuai kebutuhan dan masukan.
Mungkin
benturan-benturan yang selama ini ku alami juga membuat ku lebih sabar. Selalu jaga kata dan memilih
teman. Cuek harus pula di tanamkan dalam berinteraksi, bila tak ingin kritikan
pribadi kembali terlontar. Ingat aku sudah bukan anak-anak lagi. Ternyata tak
perlu berfikir teman, saudara, tetangga atau siapapun. Kata harus di jaga.
Mungkin
baru kali ini merasakan, kesalahanan yang pernah ku lakukan ternyata ada
hikmahnya pula. Aku menjadi berwawasan lebih. Semua kata yang aku dengar hanya
angin lewat saja. Semua keindahan hanya
sebatas angan. Kembali semua kebahagiaan
ada pada keluarga,
Aku
jadi bisa, melihat manusia dari sisi
lain. Memang banyak orang menyebunyikanya karena itu tabu, tak pantas bahkan
bak hewan. Sebenarnya semua mengalami hanya saja mereka banyak yang tak mampu
untuk mengatakan. Ya......aku benar-benar gterbuka lebar melihat hitamnya
dunia.
Menyadari
semua yang terjadi. Tapi harus mawas diri janganus banyak sampai hanyut dalam sebuah elingi permainan
dosa dan kesulitan yang takkan terhapus selamanya. Semua ahnya sutga
fatamurgana.
Di usia yang hampir tua, harus banyak
memandang siapa diri kita. Agar kuat menahan derasnya arus Yang telah sengaja di masuki. Kalu memag
lulus kita akan mencapai kebahagiaan yang abadi.
Jangan
sampai kita menyalahkan orang lain. Yang paling bersalah adalah kita sendiri.
Kita yang tidak bisa menempatkan diri kita sesuai keinginan orang lain.
Pandailah bersikap, sebenarnya kita
diciptakan allah sama. Semua diciptakan oleh Allah sama.
8
TANGIS PEMBURU DOLAR
“Sudah makam mam “sapanya setiap pagi, siang dan malam hari. Kata-kata
itu sudah 40 hari tak terlulis lagi di hpku. Kata yang dulu dikirim mas Rama.
Laki-laki asal jawa tengah yang kukenal di sebuah model chating. Umurnya 3
tahun lebih muda dariku. Aku benar-benar
hilang akal, yang kurasa hanya kangen selalu menderaku. Laki-laki muda ini yang
bisa membuat aku tersenyum saat keluargaku di goncang masalah 2 tahun lalu.
Sambil duduk di taman. Aku kembali
menerawang kejadian masa lalu.Suamiku mas Bagus menyeleweng setelah ku tinggal
di negeri orang. aku tak tahu.....dialah yang sangat bersemangat mendorongku
untuk pergi ke luar negri. Katanya dia pingin punya mobil. Mas Bagus sendiri
kerja tani sawah milik orang tuanya. Penghasilan yang sangat minim di tabung untuk mebeli sebuah mobil.
“ Dik kapan ya kita
punya mobil?” katanya suatu ketika ada
mobil bagus lewat di depan rumah kami.
“ ya nanti
kalau kita sudah punya uang” jawabku.
“ Apa uang
tabung kamu nggak cukup untuk beli yang lama aja” tanyanya mulai mendesak.
“ Nggak mas” jawabkku singkat.
“ Kita tanami dulu tanah yang baru kita beli, hasilnya
kita tabung untuk beli mobil” aku balik jawab.
Hari
demi hari. Desakan itu makin sering. Di satu sisi ku ingin memenuhi keinginan
suka amiku tercinta. Di sisi lain tabunganku tinggal sedikit untuk biaya
sekolah Asnala anak perempuanku yang kini mulai masuk TK.
Setelah
beberapa kali diskusi aku harus kembali ke negeri Beton. Ini kali kedua aku
harus tinggal di kota Hongkong. Dulu ketika lajang 5 tahun di negeri ini aku
bisa nabung dan membuat rumah yang aku tempati dengan mas Bagus.
Nasibku kurang baik ternyata, setahun aku di
Hongkong mas Bagus meyeleweng dengan perempuan lain. Keluarganya pun menelponku
dengan nada menyalahkanku. “Ndri ....bisa tidak bisa kamu harus pulang
sekarang, suamimu Bagus dapat cewek lagi. Perempuannya minta di nikakhi” kata
Sri kakak iparku. Rasanya seperti tersambar petir di siang bolong. Aku duduk
lemas sambil memeluk mesin cuci yang masih menderu. Baru kemarin mas Bagus
menelponku seperti biasanya. Semua baik-baik saja seperti tak terjadi apa-apa.
Semalaman
Hpku berdering terus. Hanya kupandangi nomer-nomer yang menelponkku, tak kuasa
aku mengangkatnya, hanya derai air mata yang ada.
Sebelum
subuh aku sudah keluar kamar melakukan aktifitas, sama sekali tak bisa tidur semalaman.
Rupanya majikanku memperhatikan keadaanku.
Dia berkata” suamimu menelponku beberapa kali, katanya
kau tak angkat telpon darinya”.
Ku hanya diam
sambil menunduk.
“Ndri.....” panggilnya.
“Ndriiiiii........” pangginya lagi.
“ Ya” jawabku.
“ Ada apa dengan keluargamu” tanyanya sambil
menghapiriku.
“Saya minta pulang” kataku lirih.
“ Ok, kamu bisa pulang tapi 3 bulan gaji tidak aku
berikan, kalau kau tak kembali” katanya sambil menyodorkan Hpnya kepadaku.
Ternyata mas Bagus menelponku.
“ Ya mas aku pulang”
jawabku tanpa pedulikan apa yang di katakan.
Esok siangnya aku dah sampai di bandara.
Tiga jam naik trevel sudah sampai ke rumah. Seperti mimpi ya.....semuanya
seperti mimpi. Aku tak tahu rasanya badan ini. Ku terlalu kalut. Ketika turun
dari trevel rumahku gelap. Semua lampu mati kecuali lampu teras. Kulihat jam
02.00.
“Sudah
mas” kataku pada sopir trevel.
“
Nggak ditemini sampai dibukakan pintu?”
tawarnya.
“Nggak,
trimakasih......” jawabku.
Pak
sopirpun melajukan kendaraanya. Ku buka pintu pagar pelan-pelan. Ku duduk di
kursi teras. Semua masih seperti setahun lalu saat ku tinggalkan, tak ada yang
berubah hanya sedikit kotor. Dulu rumah itu aku bangun. Aku ingin membina
keluarga dengan mas Bagus pacarku sejak sekolah. Keluarga sederhana yang sejahtera,
tapi.....Lamunanku terpecah. Sebuah sepeda motor masuk kehalaman.
“ Mas Bagus....” tak tersadar suaraku
lirih.
“Ndri” mas Bagus menyapaku tersentak.
Mas
Bagus tergopoh-gopoh turun dari sepeda dan membukakan pintu. Semua lampu di
nyalakan.
“Asnala”
kataku.
Dia
menunjuk kamar ibuku. Ibuku terperanjat saat mendengar suarku.
“Nala”,
Sambil ku ciumi.
“Nala
maafkan ibu” kembali kataku terlontar.
“
Sudahlah Ndri” sapa ibu sambil ikut berjongkok memelukku.
Sampai
subuh kami bertiga berbincang kesana kemari mengabarkan saudara sambil ku buka
koper bawaanku. Suasana kaku. Hanya ibu yang mencercaku dengan
pertanyaan-pertanyaan. Suara subuh berkumandang.
“Andri,
Bagus kalian sholat jamaah, terus tidur dulu” mas kata ibuku.
Tanpa sepatah kata Bagus berdiri
mengambil air wudlu. Kami berdua berjamaah. Ku tak tahu, sejak mas Bagus
mengucap Bismilah, air mata ini tak dapat terbendung lagi. “Haruskah ini
berakhir” tanyaku dalam hati. Aku sudah tak bisa khusuk. Lafal-lafal yang ku
ucapan tak tahu lagi benar atau salah.
Aku
bangun sudah jam 10, luar kamar sudah
ramai saudara dan tetangga yang ingin mengabarkan kedatanganku. Begitu seharian
kejadianya.
Sore hari selepas asar baru bisa bicara
sama mas Bagus. Aku dulu yang membuka pembicaraan. Kata yang telah ku simpan
berhari-hari.
“Mas
sebelumnya aku minta maaf bila aku nanti salah” pintaku pada mas Bagus. Dia
hanya diam duduk berhadapan denganku di ruang tamu.
“Apa
betul yang di katakan mbak Sri, mas pacar mas minta dinikahi?” tanyaku.
Lagi-lagi
mas Bagus hanya menganggukan kepala.
“Siapa
dia” tanyaku ingin mendengar suara mas Bagus.
“Nurlina”
jawabnya lirih.
“Astagfirlloh.....” tak segaja kata-kataku keluar agak
keras.
“Nurlina,
suami pak Herman paman kamu?” sambungku.
Mas
Bagus menganggukkan kepala. Kami terdiam . Ku menanti kata selanjutnya dari Mas
bagus. Tak ada..........dia tak mengucap kata sepatahpun. Ku artikan aku sudah
tidak di butuhkan dalam keluarga ini.
“Mas mari kita sowan ke rumah orang tuwamu” ajakku.
Tak
sampai setengah jam sudah sampai di rumah mertuaku yang hanya tetangga desa.
Ketika ku ucapkan salam di depan pintu ternyata yang menjawab hampir semua
kakak dan adik iparku. Rupanya sudah mempersiapkan diri menyambut kedatanganku.
“Maafkan
Andri pak” kataku sambil sungkem pada
mertuaku laki perempuan.
“Tidak Ndri....maafkan Bagus” kata yang keluar dari
mertuaku laki-laki sambil memelukku.
Setelah semua bersalaman aku dan mas Bagus duduk
berdampingan di tengah-tengan duduk mereka.
“Bagaimana kabarmu Ndri?” tanya mertuaku.
“Baik pak, saya sehat?” jawabku kaku.
“Alnala sudah mau kau ajak?” tanyanya lagi memecah
kesunyian.
“Belum ..., tapi sudah mau mendekat” jawabku penuh
harapan.
Sunyi lagi semua mata tertuju padaku.
Tak ada yang mengajukan pertanyaan atau menyapaku lagi. Aku merasa tak berguna
lagi di keluarga ini.
“Maaf pak bila kata-kata nanti ada yang salah.
Kedatangan saya kesini saya mau menyerahkan kembali mas Bagus ke keluarga ini
karena kami sudah tidak mempunyai pandangan yang sama. Saya......tidak bisa
mengabdi dengan baik sebagai istri” kataku tersendat.
“ Andri....maafkan anakku Andri
maafkan.....” suara keras mertua perempuanku pecah sambil menangis. Beliau
memeluk erat aku. Aku tak bisa berbuat apa-apa. Kakak mas Bagus menghampiri
mertuaku dan melepaskan pelukanya.
“Apa sudah kamu pikirkan keputusanmu
Ndri...” tanyanya lagi.
“Maaf pak....saya pergi karena mas Bagus menginginkan
bisa beli mobil, Sekarang pun saya hanya memenuhi keinginan mas Bagus” jawabku.
“Lalu kamu....?” tanya belia lagi.
“Ini nasib saya pak, apapun yang terjadi harus saya
jalani” jawabku lagi.
Suasana
makin kaku. Pertanyaan demi pertanyaan berjarak lama. Akhirnya aku pamitan
untuk pulang. Bukan mas Bagus yang
mengantarku tapi adiknya yang bernama Ridho. Selama perjalanan hatiku sangat
sedih. Air mata terus mengalir. Mengapa tadi di depapn banyak orang aku bisa
tegar dan dengan tenangnya aku bisa mengatakan melepaskan mas Bagus. Kini aku
sangat pilu. Tak sengaja kusandarka kepalaku di bahu Ridho. Sampai dekat sawah
yang agak sepi Ridho menghentikan mobilnya sambil berkata “ Aku tahu
perasaanmu”.
“Terus” Jawabku sambil tersentak
tersadar.
Dua Minggu sudah......Semua selesai.
Kini aku berangkat lagi meninggalkan harta paling berhargaku Asnala dan ibuku.
Dengan harapan tidak hanya dapat uang tapi aku harus bisa melupakan pilu yang ku rasakan.
Berapa puluh
minggu sudah aku di negeri orang. Bekerja ditemani duka di masa lalu. Ditiap
minggu aku ke taman duduk-duduk santai bersama teman sesama TKI.
Dreeeet ....dreeeet hpku bergetar. Ku lihat mas Rama
yang nelponku. Dengan penuh harap segera ku angkat “ Asalamuallaikum” salamku.
“Waallakumsaalam” jawabnya suara perempuan.
“ Betul ini mbak Andri yang sering di telpon mas Rama
ya” tanyanya lanjut.
“ Ya, aku Andri, maaf ada apa ya?” tanyaku heran.
“Akuuu Nirma” suaranya parau sambil menangis.
“Adiknya mas Rama kan?” tanyaku menyakinkan. Memang
mas Rama beberapa kali menyuruhku menelpon adiknya agar kelak kalau pulang
sudah kenal keluarganya.
“Ya mbak......mas Rama.....mas Rama....” suaranya
tersendat.
“Kenapa mas Rama ?” desakku.
“Kecelakaan meninggal” suaranya lirih.
“Ya allaaaahhhhhhh” suaraku ........
Badanku lemas. Kini sudah musnah semua harapan. Lelaki
yang berhubungan seirus denganku, yang lima tahun menghiburku di dunia maya tak
kan bisa bertemu lagi. Kami sepakat, dua bulan lagi aku pulang akan saling
bertemu. Memperkenalkan diri pada keluarga masing-masing. Bila cocok akan
berlanjut ke pernikahan. Kini aku harus menghadapi semua sendirian lagi. Ya ini
hidup yang aku jalani.
9
Tour Seni Tradisi Reog Ponorogo
Sebagian Sandaran
Hidup
PENAMPILAN GRUP GABUNGAN DENGAN BERBAGAI ATRAKSI
Hari Minggu di daerahku di
datangi sekelompok kesenian tradisional Reog Ponorogo. Grup keliling yang mempertontonkan
kesenian tradisional asli Ponorogo. Seminggu sebelum tampil sudah
pementasan .Sehari sebelum penampilan ada “ledang/ bende” keliling. Minggu
paginya semua “dadak merak” yang
berjumlah sembilan belas ditata berjajar di pinggir jalan dekat pasar untuk
menarik calon pengunjung.
Waktu yang ditentukanpun tiba.
Jam 13.00 wib pengunjung mulali memasuki lapangan yang diberi sekat terpal
hijau agar penton di luar tidak dapat manelihat. Tiketnya sangat terjangkau
untuk semua kalangan, cukup Rp 8.000 untuk dewasa dan Rp 5.000 untuk anak-anak.
Pada penampilanya mereka
terdiri dari gabungan beberapa grub yang bergabung menjaadi satu. Ini di
buktikan jumplah “dadak merak” 19 buah yang ditamppilkan. Penampilan aslinya
hanya 2, itu saja karena ada adegan dadak merak tarung.
Jam 13.30 wib 19 dadak
merak merak mulai memasuki arena. Enam
dadak merak di duduki penari jatulan
cantik yang menari-nari di atas kepala Singa sebagai lambang Dewi Songgo
langit.
Dengan semangat sang pengrawit
mengiringi gerak dadak merak yang meliuk-liuk, beberapa dadak merak sesekali atraksi beguling di tanah sambil
tetap menyangga -+ 50 kg berat dadak merak. Alat musik yang digunakan sebuah
gong, satu kenong, satu kendang dodog, terompet dan di modifikasi dengan sebuah
drum.
Sang penyanyi tak kalah
semangatnya mengalunkan lagu-lagu, mulai dari lagu dangdut, pop, kosidah,
sampai lagu perjuangan.
Seorang warok di ikuti beberapa”gemblak” dan seorang yang memakai topeng merah. Mereka menari-nari
seirama iringan kendang yang tegas untuk penekanan gerak-gerak mereka. Waroklah
yang menata semua yang ada di arena pentas.
Semua pemain sudah memasuki
arena. Posisi menjadi bentu U. Para penari jatilan putri turun dan menari
melenggak-lenggokan tubuhnya dengan
gemulai. Dadak merak ditata bebaris berjajar kiri dan kanan arena.
Mulailah masing-masing anggota beratraksi koprol, kayang, atau
melenting ke udara. Untuk atrasi kelompok mereka menampilkan atraksi bersusun
ala chilider dengan berbagai gaya disambung koprol dengan melewati 3 orang
pemain. Tak kalah menariknya atraksi mengupas
kelapa dengan gigi dan memecahnya dengan kepala. Sang Mc yang sejak awal
menerjemahkan setiap atraksi dan menceritakan tetang asal muasal reog ponorogo
menyiarkan “ Kalau anda percaya kupasan kelapa (sepet bahasa jawa) di letakkan
di kandang ternak maka ternak anda akan
sehat dan segera beranak,dan bila anda
tidak percaya niscaya tidak akan terjadi apa-apa”. Sontak pengunjung berebut kupasan kelapa. Bahkan dari ujung
lapanganpun ada yang menyerbu ke arah pojok.
Setela sekitar 3 jam
beratraksi dengan ditabuhi irama kas dengan kendangan yang enak dibuat gerak
semua dadak merak menari membentuk garis
lurus.....Hemmmm kelihatan indah sekali.
Dengan meliak liukkan dadak merak seorang penari putripun ada yang mengkat,
Padahal beratnya sekitar 50 kg.
Atraksi yang terakhir yaitu
pemuda dengan menggunakan topeng merah memanjat tali yang di ikatkan ke dua
jajar bambu tanpa bantuan apapun. Dengan
santainya tiduran di atas, mengangkat ke dua kaki, pura-pura naik sepeda,
bahkan bergelantungan hanya dengan kaki yang mengait pada tambang.
PEMAIN REOG PONOROGO
Di jaman yang serba modern .
Kita bisa menikmati semua jenis dan model hiburan yang serba bagus dengan
ukuran internasional. Di tengah perkembangan teknologi sekarang ini ternyata
ada sekelompok seniman desa yang tidak pernah menempuh pendidikan seni secara formal
berani menampilkan suatu grub reog yang di gunakan untuk sarana mencari uang.
Mereka rela merantau ke daerah-daerah yang puluhan kilo jaraknya bersepeda motor, untuk menampilkan
reog ponorogo. Spekulalsi yang sangat besar. Suatu kesenian yang berani di
tampilkan di daerah lain.Apakah penonton selalu banyak? Apakah hasilnya bisa
menghidupi anggotanya yang berjumlah puluhan itu?
Tentunya bukan suatu hal yang
sepele. Harus mempunyai rasa percaya diri yang tinggi dan keiklasan yang luar
biasa, demi cintanya kepada kesenian daerah dan ingin melestarikan. Mereka menggantungkan hidup kepada kesenian reog. Mereka bukan
orang kaya raya yang sekedar menyalurkan hobi kulit tubuhnya hitam kusam atau
pagawai yang sedang menjalankan tugasnya.Ini terlihat dari pakaian yang
dikenakan lusuh. Mereka pekerja kasar. Mereka lupakan sawah ladang di kampung
halaman. Memilih reog keliling sebagai sandaran hidup. Pada penampilanya yang
harus mengurus ijinlah, promosilah, menyiapkan alatlah....bukan pekerjaan yang
sederhana dan menjajikan. Sehari menjelang penampilan harus menyiapkan arena
yang telah dibawanya. Malamnya mereka hanya tidur di tengah lapangan tanpa
menggunakan tenda yang memadai.
Makananpun hanya di warung
pojok sederhana seadanya. Maka bukan pemandangan yang aneh bila satu batang
rokok di hisap beberapa orang. Kebersamaan itulah yang tidak terlihat di
pecinta seni lain. Tapi kadang orang memandang sebuah kehinaan.
Mereka adalah seniman sejati yang melupakan timpukan uang di negri orang
dan memilih di negeri sendiri hidup dengan seni. Mampukah kita mejadi seniman
seperti mereka?
10
UMPATAN
JANGAN BUAT AKU MENGUMPAT
Suatu saat kita sering mendengar
seseorang mengumpat. Sebenarnya apakah umpatan itu?
Menurus
Kamus Besar Bahasa Indonesia mengumpat adalah
1umpat (umpatan) n perkataan
yang keji-keji (kotor)dsb yang diucapkan karena marah (jengkel, kecewa, dsb)
cercaan; makian;sesalan: -dan puji tidak
pernah bercerai, selalu ada yang mencela dan ada yang memuji; tindakanya
mengakibatkan sesal -dan dr keluarga sendiri; - tidak membunuh, puji tidak
mengenyang, pb baik celaan maupun pujian tidak dihiraukan;
Mengumpat
1 verb mengucapkan kata-kata keji, tidak pantas,
kurang adat untuk menyatakan kemarahan atau kejengkelan: sayang sekali, anak
kecil itu sudah berani – tetangganya.;
Versi
lain Mengumpat 1.
mengeluarkan umpat(an); memburuk-burukkan orang; mengeluarkan kata-kata keji
(kotor) krn marah (jengkel, kecewa, dsb);
source:
kbbi3
Dari makna yang diperoleh ternyata
mengumpat adalah perkataan yang kotor yang dilontarkan kepada orang lain karena
merasa kecewa atau jengkel. Mengumpat merupapkan ucapan untuk mengungkapkan suasana hati yang tidak
enak .
Sedangkan ungakapan dengan kata
dasar ungkap yang maknanya melahirkan perasaan dengangan hati melalui
kata-kata. 1 Ungkapvmelahirkan perasaan hati ( dgn
perkataan, air mata, gerak gerik): mengarang
itu dpakainya untuk- ini hati: 2
menunjukan; membuktikan; menyikapkan (tt sesuatu yang tadinya masih menjadi
rahasia atau tidak banyak diketahui orang): keterangan
itu – bahwa dia sebenarnya dia banyak uang;3mengemukakan; menyatakan; memaparkan; saya akan – garis-garis besanya saja;-sebuah panorama sebuah
percintaan anak-anak muda;4 menerangkan dengan jelas ;
menguraikan: ia belum – apa funfsi
sebenarnya dr tulisan itu.kbbi 991.
Contoh
umpatan yangsering di gunakan anjing, jancuk,gatel, semua anggota tubuh di
tambah –mu di belakangnya.
Suasana
hati seseorang itu bemacam-macam sesuai stimulus yang di dapat pada saat
itu.Apabila seseorang saat suasana ahti tidak enak sedangkan bibir Tk
terkenadalikan, maka yang terucap adalah kata-kata kotor atau umpatan. Maka
dalam kehidupan sehari-hari bukanlah kata kotor yang harus di musnahkan tetapi
pengendalian diri untuk tidak berkatakotor. Pandai-pandai dirilah mengubah hal
yang menyebabkan suasana hati tak enak menjadi sesuatu yang nyaman kita rasakan
agar tidak keluar kata-kata kotor atau umpatan.
Bergunakah
umpatan itu di gunakan?
Seseorang
kadang perlu suatu bentuk kata yang bisa mewakili perasaanya. Tak harus rasa
tak enak itu selalu di pendam, memang sebagian orang mampu memendam rasa marah,
jengkel, kecewa tapi ada kalanya semua rasa itu dikeluarkan agar orang lain
mengetahui dan paham suasana hati seseorang. Contohnya bila kita selalu di ejek
oleh orang lain sesekali kita perlu marah agar orang yang selalu mengejek itu
tahu bahwa kita tak suka dengan ejekanya. Asalkan tidak berlebihan. Sekali lagi
bukan umpatan yang dihilangkan tapi hsrus menata hati agar tidak mengeluarkan
umpatan.
Dan
apabila tidak ingin mendapat umpatan
berhati-hatilah berkata kepada orang lain, karena kadang kita tiak menyadari
bahwa kata yang kita ucapkan menyinggung perasaan orang lain yang akibatnya
mendapat umpatan dari orang tersebut.
Sanggupkah
kita tidak mneggumpat?
11
RONDA AKANKAH MENJADI
BUDAYA YANG HILANG
Saya tinggal di sebuah
desa 17 km dari pusat kota dan 4 km dari kantor kecamatan. Rumahku di pinggir
jalan raya antar kecamatan yanng dilalui angkutan umum setiap saat, tidak
terlalu pelosok. Kalau bulan puasa tiba jalan depan rumah makin ramai orang
lewat ke pasar maupun ke kota untuk membeli persiapan hari raya. Ada yang
kurang puasa kali ini, yaitu tak setiap malam ada warga yang ronda.
Ronda adalah usaha untuk
membangunkan warga untuk makan sahur di bulan puasa dengan kentongan atau
barang lain yan menghasilkan bunyi-bunyian. Mereka mengkreasikan cara menabuh
agar terdengar seindah mungkin.
Di masa kecilku sekitar tahun 1980-an ronda di lakukan oleh
anak-anak sedesa hanya dengan kentongan saja. Mereka kebayakan usia SD dan SMP.
Anak-anak ini membuat kelompok yang terdiri dari 4 atau 5 anak, bahkan bisa
lebih. Biasanya pembuatan kelompok berdasarkan tempat surau/ langgar mereka
taraweh, tadarus,dan mereka tidur.Sengaja mereka membuat kelompok banyak anak
karena pada jaman itu belum ada listrik masuk desa. Mereka mengandalkan senter
atau obor (oncor jawa) sebagai penerangan, atau bahkan tidak membawa alat
penerangan di saat bulan purnama. Dengan memakai sarung yang disrempangkan di
bahu, celana pendek dan memakai kopyah(songkok) mereka memukul kentongan dengan
cara yang berbeda sehingga menimbulkan bunyi yang rancak. Sambil berteriak
“sahuuuurrrrrr sahuuuurrrrrr” mereka tak segan mengelilingi setiap rumah warga
agar warga benar-benar terbangun. Maka tak jarang pula cerita dari mereka ada
yang masuk lobang tempat pembuangan sampah (joglangan jawa) di pekarangan
belakang si empunya rumah. Bahkan ada pula dari mereka yang digigit ular.
Akhirnya ronda dengan mengelilingi rumah warga inipun tak lagi dilakukan. Hanya
meronda di jalan-jalan.
Perkembangan selanjutnya, sekita 3 tahun kkemudian.
Tidak hanya menggunakan kentongan saja
sudah mulai di tambah benda-benda yang menghasilkan suara keras contohnya
kaleng, drum, besi dsb. Kentongan yang
terbuat dari mambu sudah mulai di modifikasi menjadi calung yang bila di tabuh
menghasilkan 2 atau 3 jenis bunyi
sehingga mirip iringan jaranan. Dirasa lebih enak di dengar ada dari
kelompok mereka yang benar-benar menggunakan
alat musik gong, kenong,kluncing sebagai alat meronda. Karena alat yang
digunakan sudah alat-alat besar dan berat yang tak mampu dibawa sambil
berjalan, mereka menggunakan gerobak
untuk membawanya. Jalan-jalan yang dilalui saat merondapun makin
terbatas pada jalan-jalan besar di desa.
Pada tahun 1985-an selain menggunakan alat musik tradisional
muncul model meronda menggunakan seperangkat sound sistem yang biasa digunakan
saat hajatan. Salon spiker aktif diletakkan di atas mobil pick up dan
menggunakan mesin diesel sebagai sumber listrik. Mesin disel di letakkan pada
gerobak yang di kaitkan dibagian belakang mobil pick up. Dengan memutar lagu-lagu baru yanng sedang
hit saat itu mereka membangunkan warga dengan memanggil nama-nama yang dikenal
oleh peronda melalui pengeras suara saat tepat melewati depan rumah. Cara
meronda ini dilakukan para remaja usia atau bahkan oranng-orang dewasa.
Jangkauan merondapun lebih luas, bisa satu wilayah kecamatan sambil bersaing mempromosikan sound sistem mereka.
Mulai tahun 1990 sudah ada listrik masuk desa. Selain meronda menggunakan alat musik tradisional yang dinlakukan oleh
mereka yang usia anak-anak dan sound sistem keliling ada model meronda baru. Di
mashjid atau surau membangunkan warga menggunakan pengeras suara. Ada yang
lebih menarik yaitu adanya grup sholawatan yang membawa alat musiknya
berkeliling memakai sepeda motor untuk meronda. Bila ada lampu jalan yang
sekiranya tiangnya pendek bisa di
jangkau untuk diambil strumnya guna menyalakan alat musik mereka berhenti
mengaitkan kabelnya. Mereka memainkan 3 atau 4 lagu di setiap perhentianya. Grup ronda ini
termasuk banyak penggemarnya. Mereka tidak sekedar bangun untuk makan sahur
tapi juga keluar rumah untuk menikmati lagu-lagu yang disajikan dari dekat.
Mereka para penggemar bergerombol menyakksikan setiap tapil, bahkan bisa reques
lagu-lagu yang di sukai. Kelemahanya tidak bisa dibunyikan di sepanjang jalan.
Hanya tempat-tempat tertentu mereka bisa membunyikan alat musiknya.
Tahun demi tahun seiring majunya teknologi. Mulai jam beker yang diprogram dengan memutar
secara manual, jam meja yang memakai baterai , dan sekarang ditahun 2014. Orang
ingin bangun tidur tinggal memprogram di Hp sudah berbunyi sesuai yang
diinginkan. Bahkan dengan HP android,bbm
dan bild up mereka bisa saling membangunkan melalui grup-grup yang
dibentuk.
Anak-anak sudah tidak rajin lagi tadarus di langgar. Sehabis
tarawih mereka pulang tak mau lagi tidur di masjid atau surau. Mungkin ini yang
menggeser budaya ronda. Memang masih ada 1 grup ronda tradisinal yang
membunyikan calung dan kendang yang terbuat dari paralon yang ujungnya di balut
ban mobil bagian dalam. Inipun sudah tidak setiap malam meronda. Tahun depan,
depanya lagi masihkah ada yang mau meronda??????????????????????????????????
12
DELIKAN
PERMAINAN TRADISONAL SOSIAL ALA JAWA
Pada
sore hari, atau di hari-hari libur anak-anak sering bermain dengan teman-teman untuk mrngisi
waktu luang. “Permainan atau Gim merupakan sebuah aktifitas rekreasi
dengan bertujuan berseng-senannng, mengisi waktku luang, atau berolah raga
ringan. Permainan biasanya dilakukan sendiri atau berkelompok”.(http://id.m.wikipedia.org/w/index.
Php?........tanggal 12-7-2014)
Di
lingkungan yang masih terlihat keakraban
antar anggota masyrakatnya, banyak
permainan yang bisa dilakukakn secara
beramai-ramai dengan teman-teman nereka di halaman atau teras rumah. Mereka
berkelompok berlarian memainkan salah satu permainan dan tercipta . Beberapa
permainan tercipta pada beberapa masa yang lalu sehingga bisa dikatakakn permainan tradisional.
Permainan
tradisional setiap daerah mempunyai nama, model, dan cara aturan main yang
berbeda. Di daerah bisa kita jumpai beberapa permainan yang bisa dilakukan oleh
banyak anak, contohnyadelikan, bak
sodor, jumpritan, enthik, nekeran,gedrik dsb.
Kali ini saya akan
menyampaikan permainan Delikan yang
biasa dimainkan di daerah saya yaitu kabupaten
Blitar bagian barat perbatasan dengan kabupaten Tulungagung tepatnya di
desa Kaliboto kecamatan Wonodadi. .
Delikan sebagai salah satu permainan yang berkembang di jawa sangat di sukai anak-anak. Permainan ini bisa
beranggotakan 3 atau lebih anak bahkan
bisa dilakukan sebanya-banyaknya anak. Makin banyak anggota makin asyik
permainan ini di lakukan. Pada jaman-jaman dahulu permainan ini bahkan bisa dilakukan sampapi
beberapa hari sebagai lanjutan hari pertama main.
Permainan
Delikan dilakukan diawali dengan Hom. Hom ini cara untuk menentukakn siapa yang
“besang” (jaga). Hom adalah mengadu telapak tangan tengadah(mlumah) atau
terkurap (murep). Dengan mengucapkan bersama “ hompimpah alaihum gambleng”
telapak tangan digerakkan kekiri kekanan dan saat bunyi terkhir
masing-masing anak menengadahkan tangan
atau tengkurepkan tangan. Anak yang tangan tidak sama dengan teman dianggap
kalah atau besang. Andai yang kesamaanya
banyak mereka dianggap menang. Misalnya ada 5 anak, bila yang mlumah 3 dan murep 2 maka yang 3 sudah
dianggap menang, sedang yang dua “Sut”/ Suit.
Sut yaitu
mengadu jari jempol, telunjuk, dan kelingking. Dengan perjanjian yang
umum di terpkan yaitu jempol menang
dengan telunjuk. Telunjuk menang dengan kelingking. Kelingking menang
dengan jempol.
Bangi anak yang kalan harus besang (berjaga).
Caranya yang berjaga memegang tiang atau pohon sebagai Pal ( pusat permainan)
yang di sepakati. Biasanya pal
ditentikan berupa benda yang mempunya ketinggian di atas tubuh anak-anak
misalkan pohon atau tiang agar mudah memegangnya. Letak pal biasanya menganbil
poho/tiang yang berada di tengah-tengan halam atau yang paling mudah di jangkau dari segala arah.
Anak yang besang/ jaga
memegang pal sambil menutup mata berhitung 1-10 dilakukan dua kali. Teman yang
tidak besang berlari mencari tempat persembunyian atau Delik. Mereka
bersembunyi di bawah tembok, di balik tumbuhan atau kadang ada yang rela masuk
“joglangan” (lubang untuk membuang sampah).Luas wilayah delik pun tidak boleh
jauh atau disepakati sebelum permainan. Luas wilayah delik pun tidak boleh
jauh atau disepakati sebelum permainan.
Sambil bersembunyi
mereka juga mengintip gerak gerik anak yang besang.Bila kelihatan terancam
diketahui mereka akan pindah tempat persembunyian. Anak yang besang mencari
kesana kemari teman-teman yang bersembunyi.
Bila sudah menemukan di bilang ” Dul.....”dengan menyebut nama
teman dan kadang tempat yang di temukan.
Misalnya “Dul Andri di balik tembok”,
jangan lupa segera memegang Pal. Sang
anak yang diketemukan pun keluar dari persembunyian. Bila lama tak di ketemukan
biasanya yang bersembunyi menggoda dengan teriakan “hoe” ,” Koek”, atau “kuk”.
Bila sulit diketemukan dengan hanya memandang ke kiri ke kanan yang besang
mencari menjauh dari Pal.
Di saat yang besang
menjauh dari Pal inilah anak yang belum diketemukan berusaha mendekat Pal tanpa di ketahui yang besang. Andai
diketahui, mereka harus beradu lari
untuk memegang Pal lebih dahulu. Bila yang besang kalah mencapai Pal atau Pal lebih dulu di pegang yang bersembunyi
maka teman yang tadi sudah ditemukan berhak bersembunyi lagi. Begitu
seterusnya.
Bila semua teman bisa
diketemukan semua maka, yang besang atau berjaga adalah teman yang diketemukan
paling dahulu. Begitu permainan dilakukan berulang-ulang.
14
SEBATAS
PITA MERAH PUTIH DI LENGAN
“Hei...hei...
sini”,Suara teriakan seorang laki-laki dari kejauhan.
Aku
tersentak. Ku toleh asal suara itu, seorang laki-laki itu melambaikan tangan
padaku. Isyarat agar aku mendekat padanya. Langkahku hentikan. Kembali aku
menatapnya.
“Ya,
kamu sini”, Lanjutnya.
“Kamu
tahu mengapa aku panggil?, Mengapa kamu
terlambat?, Rumahmu mana?”, Tanyanya nerocos.
“Kok
diam”, Tanyanya lagi.
“Eh...eh...maaf
saya terlambat karena kesiangan bangun”, jawabku dengan gemetar.
“Kamu terlambat, sebelum masuk
kelas kamu besihkan dulu kamar mandi putri, kalau sudah selesai lapor sini
dulu”, Perintahnya.
“Ya kak”, Jawabku sambil
geloyor pergi.
Hari ini memang pertama aku
masuk kuliah. Masa orientasi mahasiswa baru di sebuah universitas swasta di
kota kecilku. Aku sengaja tak sekolah jauh ke luar kota agar aku bisa pulang
setiap hari. Biaya hidup lebih murah, tak usah membayar rumah kost dan makanpun
tetap dengan orang tua. Aku hanya anak seorang guru dan ibuku berjualan nasi
pecel. Tiap pagi aku membantu ibu di warung.
Pelangganya cukup banyak. Apalagi kalau hari pasaran. Tempat yang strategis, di sebelah barat pasar
desa dan timur pasar hewan. Kadang karena banyak yang harus ku kerjakan di
siang hari menyiapkan masakan esok harinya aku kepayahan, aku sering tidur
terlalu pulas. Al hasil pagi telambat bangun. Kali inipun begitu juga aku
terlambat masuk hari pertama kuliahku.
“ Cepaaaaaat.......”, Suara
kakak tadi mengagetkanku.
“ Cepat, acara sudah mulai”,
Lanjutnya sambil berjalan ke luar.
“ Ya
kak”, Jawabku.
Setelah ku siram semua segera
ku susul langkahnya.
“ Sudah kak” Laporku
“
Ok, siapa namamu?”, tanyanya.
“Mirna,
Mirna Kurniasari”, Jawabku.
“
Aku Mahendra, Mahendra Suryadarma”, Jawabnya sambil mengulurkan tangan.
“
Terimakasih”, kusambut jabat tangannya sambil sedikit menundukkan kepala.
“
Silahkan masuk ruangan”, mempersilahkanku.
Ketika
aku masuk sebuah ruangan acara sudah mulai. Aku mendapat duduk paling belakang.
Hari ke-dua aku datang tidak
terlambat, langsung menuju tempat dudukku kemarin. Aku duduk dekat Sela,
Fatimah, dan Oki. Mereka teman yang baik, sehari bersama saja sudah akrab seperti
bertahun-tahun kenal. Kami berempat bercanda cekakak-cekikik. Ada saja cerita
mereka bertiga yang membuatku tertawa.
Tak terasa jam menunjukan
pukul 10.30. WIB waktunya materi
menyanyikan lagu-lagu daerah. Setelah menyanyikan lagu Gundul-gundul Pacul bersama teman sekelas akan ada penampilan grup band dari
kampus. Sambil menunggu persiapan di
sampaikan beberapa pengumuman dari kakak senat mahasiswa secara bergantian.
Badanku terasa panas, ku letakkan kepalaku di atas bangku. Pengumuman selanjutnya
ku dengar suara kakak laki-laki “ Perhatian, yang mempunyai sepeda motor dengan
nomor polisi AG 4342 L silahkan maju kemari”
“ Saya ulang,yang mempunyai
sepeda motor dengan nomor polisi AG 4342 L silahkan maju kemari” katanya.
“ Yang kemarin merasa berboncengan
3 silahkan maju,” pengumuman itu di ulangi lagi dengan kalimat tak sama.
“ Ayo maju, ayo maju,”
gertaknya.
“Mir”, suara Oki memegang
pundakku sambil berjalan ke depan. Aku tetap saja dengan posisi semula.
Sesamapainya di depan,
“ Siapa teman kamu satunya
lagi,” suara pertanyaan itu ku dengar agak tak jelas.
“ Mirna, mana Mirna,” Suara
lanjutan. Aku tersentak ketika namaku disebut. Ya...aku baru ingat kalau
kemarin membonceng Oki dan Sela.
“Mirna, silahkan maju,” ku
lihat Hendra yang bersuara mengulangi perintahnya sambil melanbaikan tangannya
padaku. Akupun segera berjalan ke depan.
“ Sialan kena lagi,” Kataku
dalam hati.
“ Mirna, mengapa kemarin kamu
berboncengan 3?” Tanya Hendra.
“Mengantarkan saya” Jawab Oki
ke tempat kost.
“ Sepeda motor siapa itu,”
tanya lagi.
“ Mirna” jawab Oki dan Sela
bersamaan sambil menunjuk padaku.
“Saya,” Jawabku bersamaan
dengan jawaban Oki dan Sela.
“ Ya.... sekarang mana
kuncinya,” pintanya.
“ Buat apa?,” Tanyaku mulai
kesal.
“ Jangan banyak tanya, bawa
kuncinya kemari!” Perintanya. Akupun
Segera mengambil kunci. Selama
aku mengambil kunci Hendra menjelaskan mengapa kami bertiga dipanggil ke depan.
Menurutnya karena melangkar peraturanlah, gak pantes dilihatlah, mahasiswa
barulah.......Setelah kunci ku serahkan, Hendra membebani kami bertiga untuk
bernyanyi bersama dan mencabuti rumput dihalaman aula. Amanlah hukuman
menyanyi karena Sela memang seorang
penyanyi. Saya dan Oki hanya pengikut penderita
menahan malu, yang paling susah mencabuti rumput saat tengan hari. Terik
matahari seakan membakar kulit. Keringat kami bertiga membasahi baju putih yang
kami pakai. Ternggorokan serasa kering.
Setelah jam pulang kami ber-3
aku, Sela dan Oki mencari kak Hendra untuk meminta kunci. Hem.... orang satu
ini memang sulit di cari. Setelah mendapat
beberapa pentunjuk dari kakak mahasiswa lain kami temukan kak Hendra di
kantin kampus. Mengucapkan Oki salam
ketika langkah kami sudah dekat dengan duduk kak Hendra. Setelah salam di jawab
Oki pun langsung meminta
“ Kak ambil kunci,”
“ Rumah kamu di mana Mir?,”
tanyanya.
“ Ok, aku nebeng ya. Kalian
pulang saja dulu, biar Mirna mengantarku pulang!,” minta kak Hendra.
“Tapi kak,” kataku berusaha
mengelak.
“Nggak tapi-tapian,”
lanjutnya. Oki dan Sela pun melangkah pergi meninggalkan kantin.
“ Silahkan duduk, aku ambil
tas dulu ya,” kata kak Hendra sambil berdiri meninggalkan ku.
Agak lama juga aku menanti,
hatiku mulai kesal. Suasana kampus dah sepi. Hanya terlihat beberapa pegawai
yang berjalan diantara sederet ruangan. Aku berdiri berjalan mondar-mandir dan
duduk lagi. Begitu telah ku lakukan berulang beberapa kali sambil terus
memperhatikan tempat parkir sepeda motor.Aku merasa di permainkan. Kurang ajar,
mentang-mentang senat ngerjain aku seenaknya. Kini terlihat dari jauh di naiki
kak Hendra. Aku segera berdiri di teras kantin.
“ Ayo” katanya sambil
memberikan helm padaku.
Dia menaiki sepeda lambat
banget. Perutku sudah terasa perih. Ketika berhenti di lampu merah dia membuka
kaca helmnya terus berkata, “ Ada yang marah nggak ya kalau tahu kamu aku
bonceng begini?.” Aku hanya tersenyum saja menahan rasa kik kuk . Dia berusaha
melihat ekpresiku dari kaca spion. Perjalanan dilanjutkan tanpa kata dari dia.
Sesampai di barat alun-alun sepeda motor di belokkan pada sebuah cafe. Ya... sebuah cafe. Cafe Halte yang menyajikan
makanan siap saji untuk ukuran kocek pelajar dan mahasiswa. Cafe yang agak jauh dari jalan raya ini termurah dan lumayan
enak tempatnya.
“ aku lapar banget, makan dulu
yuk,” ajaknya. Aku hanya mengikuti dari belakang. Aduh hatiku mulai nggak
karuan antara malu, sungkan, takut ada teman yang tahu, pokoknya salah tingkah
banget.
Setelah dia menuliskan sebuah menu dia bertanya padaku,
“Kamu
pesen apa Mir?”
“
Sama deh,” Jawabku.
“
Jangan sama ah, ngak asyiiiik. Kamu mie goreng sama es jeruk aja ya,” Katanya
minta persetujuan. Hanya ku jawab anggukan kepala sampil menerima telp dari
ibuku.
“Siapa
yang telepon?,” tanyanya.
“
Ibu,” Jawabku singkat.
“
Mir boleh lihat koleksi foto kamu di Hp
nggak,” pintanya.
“Boleh,
ni,” sambil ku sodorkan Hpku padanya.
Kami
berdua melihat foto sambil menunggu pesanan. Ada beberapa foto yang dia lihat
ulang. Sesekali dia bertanya tetang foto. Sehabis melihat foto di hpku kak
Hendra membuka foto-foto di hapinya. Membuka-buka sambil menjelaskan
masing-masing foto. Ada satu foto yang tetap aku ingat Siska. Dia hanya menyebut nama tanpa suatu
penjelasan. Dua Hp sudah dilihat foto-fotonya ,selanjutnya kami saling berfoto
bahkan ada beberapa foto selfi kami berdua. Ya.......aku hanyut dengan suasana
kegembiraan yang saat itu ada. Seakan kami sudah lama kenal lama.
Pesanan
sudah selesai diantar kami makan berdua. Beberapa sendok kak Hendra memaksa
untuk ku suapi dengan alasan ingin merasakkan mie gorengnya. Akupun disuapi oleh kak Hendra. Apakah itu yang namanya romantis. Aku masih
merasakan kali itu.
Selesai
makan aku antar kak Hendra sesuai permintaan. Motor langsung saja di masukkan
halaman rumah. Samar-samar dari dalam rumah terdengar suara riuh beberapa
gadis. Belum lagi kami masuk terdengar keras suara dari dalam,“Eh dia ngajak
cewek, laku juga dia.” Tanganku
dibimbing kak Hendra memasuki ruang tamu. Diperkenalkan dengan tiga cewek cantik yang tadi ada di foto Hp. Nia,
April, Lena ditambah lagi tante kak Herman, bu Sasmi.
Hari
ini hari ketiga orientasi. Rasanya malas sekali, badanku tersa panas tapi
terkena angin sedikit saja sudah kedinginan. Aku tutup kaca nako disebelahku.
Aku juga gak banyak canda, matahari di luar bersinar sangat menyengat. Tiba-tiba dari hidungku
keluar darah mimisan. Aku segera melangkah keluar sambil menunduk. Kedua tangan
ku tengadahkan agar darah yang keluar tak mengenai rok dan baju putihku. Tak
seperti mimisan biasa, keluar banyak sampak mengucur. Kakak-kakak panitia
orientasi panik menolong ku. Aku dibimbing ke ruang kesehatan. Setelah dibersihkan
darah-darah ditanganku aku berbaring
menunggu datangnya dokter.
“Mir,
kenapa Mir?” tanya kak Hendra tergopoh. Aku hanya membuka mataku.
“Gimana
rasanya?” Tanyanya lagi sambil memegang tangan dan dahiku.
“Badanku rasanya panas”.
Jawabku.
“ Kamu buat istirahat aja, aku
temeni”, anjurnya.
Ada dua jam dia duduk
disampingku. Sesekali berjalan keluar menengok keluar, sesekali memegang dahiku
untuk mengetahui kondisiku. Aku tetap memejamkan mata tapi tak bisa tertidur.
Suatu waktu, terasa tanganku dipenggang seseorang. Terdengar lirih, “ Maafkan
aku yang Mir, aku sering hukum kamu. Itu alasan aku ingin selalu lihat kamu,
ingin dekat kamu. Aku sayaaaaang.” Aku masih pura-pura tidur, seakan tak dengar. Pada hal jantungku
berdetak cepat, badanku menterasa lebih panas. Pikiranku melayang apakah
mungkin kak Hendra anaknya orang kaya, cakep, rapi, punya banyak teman cewek
cantik tertarik padaku,sedangkan wajahku pas-pasan,anak penjual nasi pecel.
Hem......mustahil kan. Tapi mengapa dia mesra banget padaku, mengenalkanku pada
keluarganya, mengajakku makan,mengirimiku sms tiapa malam, berjam-jam menungguiku di ruang kesehatan dan
sekarang mengantarkanku pulang.
Pagi yang sangat cerah,
badanku sudah terasa sehat. Hari ini aku memetuskan untuk masuk kuliah setelah
tiga minggu di rumah. Memaju baju warna pink dengan jilbab pink motif
bunga-bunga kecil, warna kesukaanku. Saat aku bercanda di bawah pohon mangga
tiba-tiba Oki menyenggolku.
“Tuh,tuh,tuuuuuuuh,” sambil
matanya tertuju pada kak Hendra.
Ya, aku lihat kak Hendra jalan
memasuki pintu gerbang ke-dua dengan seorang cewek. Mesra sekali, dia
menggandeng tangan sang cewek tanpa memperdulikan semua mata yang tertuju
apadanya. Cewek itu salah satu cewek yang ada di foto Hp kak Hendra. Siska ya,
Siska, aku ingat namanya. Aku sudah siap-siap memberi senyum yang termanis bila kak Hendra sudah
berada dekat di depanku. Senyumku, akhirnya ku kulum sendiri, senyum semanis
madu berubah menjadi sepahit buah Maja.
Andai Oki, Fatimah dan Sela tahu, wajahkku berwarna merah, rasanya bak disiram
air panas. Kak Hendra selintas saja memandangkku. Setelah itu tak perdulikan
aku, bahkan terlihat tak pernah mengenalku. Apa arti sms yang tak pernah absen
setiap malam, walau hanya sekedar mengucapkan “selamat tidur semoga mimpi indah
bersamaku.” Aku segera mengalihkan pandangan mereka dengan canda-candaku. Canda
seadanya walaupun terpaksa.
Aku harus bisa menata hati dan
perasaanku. Jangan sampai orang lain tahu tentang keakraban yang pernah
terjalin antara aku dengan kak Hendra. Tentang perasaanku, harapanku kepada kak
Hendra. Dia sudah punya kekasih yang resmi, semua orang di kampus tahu. Semakin
hari cerita tentang pasangan setia nan mesra Hendra dengan Siska semakin
menumpuk. Tak mungkin aku atau orang
lain lagi mengharapkan diantara keduanya. Keadaan itu mampu ku simpan hampir
dua bulan sudah. Ketika siang aku minum
es tiba-tiba mataku ditutup dari
belakang.
“Ayo aku siapa,” Sapa sang penutup mata.
“Ihhhhh ngapain sih,” kataku
risih.
“Tebak aku siapa,” lanjutnya.
“ku nggak nebak,” jawabku.
“Ba.............,” katanya
sambil wajahnya di tunjukakanku dari belakang.
Ya Allah wajah kak Hendra yang
kulihat. Oki, Fatimah dan Sela segera berdiri meningggalkanku.
“ Eh....eh.....eh.....tugu,”
pintaku kepada tiga temanku. Aku tak bisa menyusul mereka karena kak Hendra
menahanku dari belakang. Mereka tetap saja pergi tanpa perdulikanku.
“Aku ada kuliah,” kataku
“Aku mau bicara sama kamu,”
timpalnya sambil telunjuknya di tempelkan hidungku.
Aku tak perduli keinginannya.
Aku segera berjalan cepat menyusul ketiga temanku keluar kantin.
“Mir......,” panggil kak
Hendra sambil berjalan menyusul dibelakangku.
“Mir....Mirna...dengarkan aku.
Aku mau bicara sama kamu tenatang kita,” lanjutnya.Aku tetap melanjutkan jalanku.
“Mirna...aku serius Mir. Aku
ingin kamu jadi pacarku. Aku dah bisa memutuskan Siska, Mir,” Hendra berusaha
menjelaskan. Aku setengah berlari menaiki tangga menuju ruang kuliah atas. Kak Hendra segera berlari dan berhasil meraih tangan kananku. Ditariknya
kuat-kuat tanganku dan kini pundakku
ditahan menghadap kak Hendra.
“Mir....maafkan aku selama
ini, aku serius mengatakan ini padaku Mir,” ungkapnya.
“Maaf aku
ada kuliah,” jawabku sambil berlari-lari kecil masuk ruangan.
Minggu pagi
itu udara sangat cerah. Seperti biasa aku selalu membantu ibu di warung pecel.
Pembeli laki-laki lebih banyak karena hari ini hari pasaran, pasar hewan dekat
rumah. Ternyata ada yang tidak biasa di warung kami. Terlihat kak Hendra masuk
dari pintu sebelah barat. Memakai topi merah, kaos putih, celana olah raga
pendek warna merah, dan bersepatu putih. Pakaian yang serasi dengan kulitnya
yang sawo matang. Kak Hendra kelihatan lebih tampan. Rupanya dia ingin ke
warungku memakai alasan olah raga bersepeda. Aku berusaha tenang seakan tak
mengenalnya walaupun dada ini rasanya dak dik duk. Sengaja aku diam biar
diladeni ibuku. Biar tahu rasa, telah
mempermainkan perasaanku seenak pusarnya sendiri. Lebih baik aku meladeni yang
lain saja. Hanya sesekali ku lirik gerak geriknya. Taternyata dia juga selalu menatapku, memperhatikan semua
gerakku. Tatapan kami beradu, aku tetap tenang dan pura-pura tak
memperhatikanya. Sudah setengah jam di warung, dia kelihatanya sengaja tak
segera membayar agar aku yang meladeni. Hatiku makin risi aja.
Akhirnya aku agak mendekat. Betul
juga.
“Sudah Mir,
nasi satu, teh hangat satu tambah rempeyek satu,” tanyanya.
“Lima puluh
ribu,” jawabku seperlunya.
“Hah.....mahal
amat,” lanjutnya dengan senyum khasnya sambil mengulurka uang seratus ribuan
dari dompet bermerk.
“BI AR KA MU NGGAK KE SI NI LA GI,” jawabanku aku
pelankan sabil meberikan uang kembali dengan ketus.